Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.412 views

Ilmuwan Uighur Ungkap Pembantaian Xinjiang

Melbourne - Dalam sebuah wawancara dengan Epoch Times, Mr. Yusoph Shohret memperkenalkan dirinya sebagai seorang dosen yang bekerja pada Universitas Xinjiang di Urumqi dan kini sanak keluarga serta sahabat-sahabatnya masih berada di Urumqi.

Sebuah wilayah pemukiman di Urumqi yang disebut Horserace Track (Sai Ma Chang dalam bahasa Mandarin) dikepung polisi, dan penduduk laki-lakinya dikumpulkan di lapangan, menurut sebuah artikel berjudul "Tight Security in Xinjiang," yang diterbitkan oleh radio Free Asia, 6 Juli lalu.

Menurut Shohret, sebuah pembantaian telah tejadi di tengah kegelapan malam 5 Juli itu. "Masyarakat Horserace Track lenyap. Banyak yang terbunuh dan ada sebagian dari mereka melarikan diri."

"Seluruh lampu penerangan dipadamkan dan hanya terdengar bunyi tembakan senjata mesin, sehingga sulit diketahui berapa banyak diantara mereka yang terbunuh dan bagaimanapun juga kemungkinan orang-orang tidak akan pernah menemukan mereka." Ujar Shohret.

"Pada 7 Juli, Partai Komunis China (PKC) telah menghasut China Han untuk turun ke jalan-jalan dengan membawa tongkat dan pentungan. Saya sangat menyesalkan mengatakan bahwa China Han menggunakan alasan balas dendam untuk membantai orang-orang Uighur tak peduli pria, wanita maupun anak-anak. Mereka yang terluka maupun yang masih sekarat digilas truk, diangkut dan dikubur secara masal," ujarnya.

Karena banyaknya jumlah Muslim Uighur yang ditangkap, pihak berwenang setempat tidak dapat menahan mereka seluruhnya di Urumqi, sebagian dari mereka kemudian dipindahkan ke wilayah-wilayah lain

Ia menambahkan, "Karena banyaknya jumlah Muslim Uighur yang ditangkap, pihak berwenang setempat tidak dapat menahan mereka seluruhnya di Urumqi, sebagian dari mereka kemudian dipindahkan ke wilayah-wilayah lain. Mereka dipukul dan disiksa dengan keji oleh tentara komunis. Banyak diantara mereka yang meninggal beberapa hari setelah mereka dibebaskan."

Shohret mengatakan ia mengetahui dari beberapa kamp konsentrasi yang bertempat di Hetian, Shihesi dan Kashi.

Ketika berbicara pada "Forum 60 Tahun Kediktatoran Komunis" yang disponsori Epoch Times, Sabtu (17/10), di Melbourne, Australia, Sohret mengatakan bahwa konflik antara orang-orang Han dan para pekerja Uighur di kota Shaoguan, provinsi Guangdong dan kekerasan 5 Juli di Xinjiang benar-benar telah menghancurkan khayalan menyesatkan dari PKC.

Aksi 5 Juli di Xinjiang tersebut dipicu oleh konflik antara China Han dengan Uighur di selatan kota Shaoguan, Provinsi Guangdong, China, atas sebuah artikel pada blog yang mengatakan enam orang Uighur telah memperkosa dua gadis Han. Kemudian dimunculkan menjadi rumor. Bagaimanapun juga, ratusan Muslim Uighur tewas dan ribuan lainnya luka-luka selama konflik tersebut.

Shohret menyatakan bahwa akar penyebab konflik etnis tersebut merupakan rekayasa komunis dalam perjuangan kelas, dan ini merupakan tragedi bagi bangsa Tionghoa, menggunakan konsep itu sebagai alasan untuk bertindak, memusnahkan kaum minoritas maupun mengelabui kaum mayoritas.

Ia mengatakan PKC telah memanipulasi sentiment patriotisme orang-orang Tionghoa: "Ketika PKC berbicara tentang petriotisme, kaum minoritaslah yang dikorbankan. Anda dianggap sebagai seorang penjahat jika anda berbicara lantang atas kelompok etnis anda sendiri."

"Ini merupakan sebuah tragedi, kini saya berhenti ditengah-tengah, saya menghendaki hubungan yang baik dengan warga Han, namun saya tidak bisa mengkhianati orang-orang Uighur, saya harus mencintai mereka juga." Ujar Shohret.

Shohret juga menyerukan kepada publik untuk memperhatikan masyarakat Uighur, orang-orang Tionghoa, dan nasib Tibet

Pada "Forum 60 Tahun Kediktatoran Komunis," Shohret juga menyerukan kepada publik untuk memperhatikan masyarakat Uighur, orang-orang Tionghoa, dan nasib Tibet, serta menambahkan bahwa "Kita semuanya memiliki hubungan dekat, kita harus saling memahami dan menghormati antar kelompok etnis maupun antar negara-negara yang bebeda."

Shohret kini tinggal di Adelaide, Australia Selatan. Ia merasakan perbedaan yang sangat besar antara tinggal di Australia dan China dimana ia merasa takut mengungkap fakta kebenaran di Xinjiang, sedangkan di Australia ia dapat berbicara kebenaran dengan jujur serta ia dapat tinggal dalam suatu kehidupan yang penuh martabat.(ET)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X