Ahad, 2 Jumadil Akhir 1446 H / 17 Februari 2013 14:54 wib
17.134 views
Presiden SBY Balik Badan, Tak Berani Menggusur Anas?
Jakarta (voa-islam.com) Rupanya tak semudah seperti membalikkan tangan menggusur Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Mantan Ketua Umum PB HMI, yang terpilih di dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung itu, sekarang menghadapi usaha-usaha penggulingan dari dalam partainya.
Presiden SBY yang mula-mula sudah mengumpulkan tokoh-tokoh Partai Demokrat, terutama pimpinan DPD Partai Demokrat, dan berkumpul di Jakarta, dan mereka diminta menandatangani fakta integritas itu, sekarang nampak seperti balik badan, tak berani mengambil langkah menggusur Anas Urbaningrum.
Namun, langkah-langkah yang dijalankan Presiden SBY itu, justeru menuai kritikan dari kalangan pengamat politik, sebagai langkah yang sangat tidak etis alias tidak memiliki fatsoen politik. Karena, sampai hari ini, belum ada kejelasan tentang nasib Anas terkait dengan pengakuan Nazaruddin, yang menyebutkan Anas telah terlibat dalam kasus Wisma Atlet di Hambalang, Bogor.
Sementara itu, ketika ada usaha-usaha mengganti Anas, terutama dari kalangan Dewan Pembina, dan hanya berbekal "sprindik" (surat perintah penyidikan), yang masih belum ditandatangani itu, mendapatkan tantangan internal Partai Demokrat, sangat kuat.
Terutama mereka yang berada dibelakang Anas Urbaningrum. Anas mendapatkan dukungan yang masih kuat dikalangan bawah, terutama dari kader-kader Partai Demokrat yang dulunya kader HMI, yang sekarang ini menguasai jaringan partai dibawah.
Disisi lain, penggusuran Anas Urbaningrum, tidak akan menjamin, pasca Anas digulingkan, Partai Demokrat akan lebih solid dan kuat, dan tidak terancam perpecahan. Justeru dengan digulingkannnya Anas, Partai Demokrat kemungkinan akan gulung tikar, acak-acakan, konflik semakin menyeruak, dan penuh dengan intrik. Kecuali, jika dikemudian hari, KPK telah menetapkan Anas Urbaningrum, menjadi tersangka.
Presiden SBY, nampaknya tidak mempunyai nyali dan berani menggusur Anas, karena jika Anas tergusur, partai ini tidak akan ada tokohnya lagi, yang dapat diandalkan menggalang partai sampai tahun 2014. Marzuki Ali, tidak memiliki kemampuan seperti Anas Urbaningrum, yang tangannya dingin menghadpai kemelut politik di internal partainya.
Dengan penggulingan Anas dari internal Demokrat itu, tidak tertutup akan menjadi awal "kiamatnya" Partai Demokrat. Bahkan, jika sampai Anas dijadikan tersangka, dan masuk bui, ini juga akan menjadi awalnya, bencana yang sangat dahsyat terhadap pemerintahan SBY.
Karena, Anas terlalu banyak sangkut-pautnya, bukannya hanya Partai Demokrat, tetapi juga termasuk dengan Presiden SBY dan keluarganya. Mungkin sekarang yang dibutuhkan SBY, hanyalah "guarantee" (jaminan) dari Anas terhadap diri Presiden SBY.
Maka, jika sebelumnya SBY mengundang seluruh pengurus DPD Partai Demokrat, ke Jakarta menandatangani faktra integritas, yang sebagian pengamat menilai, itu sebagai langkah menggusur Anas Urbaningrum, dan melucuti seluruh jabatannya di partai, tetapi berubah sikap.
Sekarang, justeru Presiden SBY, berfikir ulang melihat kondisi yang ada, dan kalkulasi dan prediksi yang kemungkinannya akan membawa kondisi yang sangat buruk bagi partai, dan termasuk pemerintahnya, maka kemudian SBY mengurungkan niatnya menggusur Anas.
Maka, saat berlangsung pertemuan di Cikeas, nampak semua anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) yang diundang oleh SBY ke Cikeas, Sabtu (16/2) malam, kemudian SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi PD menegaskan tak ada Kongres Luar Biasa (KLB) untuk melengserkan Ketua Umum Anas Urbaningrum.
"Rapat di Cikeas, SBY tegaskan tak ada KLB," kata salah seorang anggota Majelis Tinggi PD, Minggu (17/2/2013).
Hal ini juga dipertegas SBY dalam pidato pembukaan Rapimnas PD di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, yang tengah berlangsung saat ini. Tak ayal hal ini membuat lega para loyalis Anas.
"SBY menegaskan Anas tetap Ketua Umum, Wakil Ketua Majelis Tinggi, dan anggota Dewan Pembina PD," kata Ketua DPC PD Cilacap, Tri Dianto, yang tengah mendengarkan pidao arahan SBY.
Pernyataan SBY tak adanya KLB juga telah ditegaskan oleh Sekretaris Majelis Tinggi PD, Jero Wacik. Karena SBY telah mengambil keputusan, Jero Wacik pun menegaskan tak ada KLB dalam waktu dekat.
"Tak ada KLB, tak ada agenda memberhentikan Mas Anas," kata Jero usai diskusi panel Jurus Alternatif Penghematan Konsumsi BBM di Hotel Mulia, Jalan Asia Afrika, pagi tadi.
Sebelum Rapimnas dimulai, Anas pun telah mengumbar senyum. "KLB bisa saja, kompak luar biasa," candanya saat ditanya isu KLB.
Nampaknya, antara Anas Urbaningrum dan Presiden SBY, berhasil melakukan berbagai spekulasi politik, yang selama sepekan ini, menimbulkan dampak yang sangat luas.
Apalagi, Presiden SBY yang mengambil alih tanggung jawab partai, mendapatkan kecaman dari berbagai kalangan, karena melanggar fatsoen politik, yang mengharuskan seorang kepala negara lebih fokus kepada mengurusi pemerintahan. af/ahy
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!