Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.423 views

Ironi Pejuang Wabah Minim Proteksi

 

Oleh:

Herini Ridianah,S.Pd

Pemerhati Sosial dan Pendidikan

 

MIRIS! Nasib tenaga medis di tengah pandemi mengundang tangis. Bagaimana tidak, tenaga medis yang berada di garda terdepan perjuangan melawan corona justru minim proteksi. Tak hanya minim proteksi kesehatan, namun juga minim proteksi kesejahteraan. "Hingga 6 mei saja, ada sekitar 38 dokter dan 17 perawat meninggal," kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Wiku Adisasmito saat memberikan pernyataan kepada media asing secara daring, Rabu (6/5/2020). Bahkan, seorang perawat yang sedang mengandung 4 bulan gugur karena terpapar virus corona.

Saat wabah pandemi ini mulai ada, mereka sudah dihadapkan pada kekurangan alat pelindung diri (APD). Padahal, merekalah yang paling beresiko besar terpapar virus corona. Meski demikian, seolah tak ada pilihan lain, tenaga medis ikhlas menjalaninya. Hingga tagar #kamudirumahaja,#biarkami yang kerja cukup ramai saat itu.

Makin terus meningkatnya pasien positif corona, membuat para tenaga medis kelelahan. Tak hanya lelah fisik yang tak terhindarkan, tapi juga lelah psikologis. Hal itu terlihat dari postingan foto-foto tenaga medis dengan wajah letih dan penuh bekas masker karena menggunakan APD terlalu lama. Mereka pun harus rela tak bisa melihat siapa pun selain pasien dan rekan satu shift, tidak keluarga maupun kekasih untuk jangka waktu yang lama. Keadaan bertambah pilu saat beberapa jenazah perawat ditolak pemakamannya oleh warga beberapa waktu lalu. Alih-alih dihargai sebagai pahlawan, yang ada justru dihindari.

Pun saat PSBB diberlakukan, tenaga medis kembali dibuat kecewa. Bisa-bisanya di saat virus penyebaran corona menanjak hingga mereka harus bertaruh nyawa memerangi,  tempat-tempat umum justru ramai dikunjungi. Bandara penuh sesak dengan penumpang, pasar dan mall kembali padat pengunjung.  Mereka seolah dibiarkan berjuang sendiri. Tagar #IndonesiaTerserah pun viral mewakili perasaan para tenaga medis di negeri ini.    

Alih-alih berkurang, ajakan pemerintah untuk berdamai dengan virus corona yang sedang ‘galak-galaknya’ dengan kebijakan new normal pun beresiko tinggi. Sejak awal maret diumumkan hingga tanggal 2 juni 2020, kasus positif corona  kini menjadi 27.549 kasus (news.detik.com). Otomatis kerja tenaga medispun semakin berat mengingat jumlah mereka yang sebagian telah gugur. 

Sayangnya, pengorbanan mereka yang begitu besar serasa tak dihargai. Proteksi finansial ternyata tak kunjung diberikan. Sebagian tidak mendapat tunjangan, THR perawat honorer dipotong bahkan ada yang dirumahkan karena RS daerah kesulitan dana. Beberapa kasus tersebut diantaranya: sebanyak 42 tenaga medis yang bertugas di Rumah Sakit Bahteramas Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga saat ini belum menerima insentif. Pun begitu pula yang terjadi di RS Wisma Atlet. Bahkan, sekitar 109 tenaga medis di Ogan Ilir, Sumatera Selatan dipecat oleh sang Bupati karena mogok kerja.Beberapa alasan yang mereka sampaikan, di antaranya terkait ketersediaan alat pelindung diri (APD) minim, ketidakjelasan insentif dari Pemkab, tidak ada rumah singgah bagi tenaga medis yang menangani pasien corona, dan gaji hanya sebesar Rp 750.000 per bulan (Kompas.com,22/5/2020).

Sungguh miris! padahal gugurnya tenaga medis atau pemecatan sama dengan berkurangnya prajurit di garda depan medan tempur. Perlu waktu bertahun-tahun untuk mencetak para tenaga medis berkualitas.

Rencananya, pemerintah menjanjikan pemberian insentif berdasarkan strata dan keahliannya di bidang kesehatan, seperti dokter spesialis akan mendapatkan tunjangan maksimal Rp 15 juta per bulan, dokter umum maksimal Rp 10 juta per bulan, perawat maksimal Rp 7,5 juta per bulan, dan nakes lainnya maksimal Rp 5 juta per bulan. Namun hingga kini belum terealisasi karena masih menunggu verifikasi data.

Fakta di atas wajar terjadi dalam negeri  yang berpijak pada asas kapitalisme sekuler. Seringkali pertimbangan ekonomi menjadi lebih prioritas dibandingkan nyawa rakyat. Semakin defisitnya APBN karena menangani wabah lebih dikhawatirkan dibandingkan proteksi tenaga medis yang urgent belum terpenuhi.

Tak hanya di Indonesia, Pandemi ini seharusnya membuka mata publik akan ketidakmampuan peradaban kapitalisme global dalam menjamin keselamatan rakyatnya, termasuk para tenaga kesehatan. Penguasa dalam sistem kapitalisme tak benar-benar hadir sebagai raa’in (pengurus) urusan rakyatnya, termasuk mengerti jeritan para tenaga medis.. 

 

Cara Islam Memuliakan Tenaga Medis

Di dalam islam, jangankah gugurnya para tenaga medis, nyawa seorang muslim saja begitu berharga di mata Islam. Dari al-Barra' bin Azib radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455).

Perhatian islam terhadap seluruh pekerja pun tampak dalam sebuah hadits. Rasulullah bersabda: “Berikanlah upah pekerja sebelum keringat mereka kering (HR.Ibnu Majah, shahih).

Kegemilangan sejarah keemasan islam telah membuktikan pada dunia, bagaimana islam mampu menjadi teladan sepanjang zaman dalam pengurusan berbagai urusan rakyatnya, termasuk kesehatan. Semua itu karena berpangkal pada mindset pemimpin dalam islam yakni sebagai pelayan rakyat yang akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Kebutuhan dasar rakyat orang per orang (sandang, pangan, dan papan), keamanan, pendidikan serta kesehatan sudah dijamin oleh negara tanpa dibedakan kelas sosialnya. Semua rakyat berhak mendapatkan pelayanan berkualitas

Will Durant dalam The Story of Civilization menyatakan, "Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak, sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya Bimaristan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160 telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit, tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarahwan berkata, bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun."

Kisah pengelana Eropa yang mahsyur ini juga menjadi bukti betapa luar biasanya sistem kesehatan pada abad keemasan itu. Ia menceritakan bahwa Ia sengaja berpura-pura sakit karena ingin menikmati lezatnya makanan di rumah sakit Islam. Ia ingin menikmati ayam panggang yang populer itu. Karena pada saat itu diterapkan bahwa ciri pasien sembuh adalah dengan mampunya ia memakan ayam panggang tersebut
dengan lahap.

Kerja keras tenaga medis pun dihargai dengan pantas oleh negara, bahkan gaji seorang dokter terbilang fantastis. Gaji dokter bisa mencapai 750 USD, jika dikonversikan nilainya lebih dari Rp 11 juta (1 USD = 14.700). Seorang dokter Kristen di masa kekuasaan Islam, Ibn Tilmidz, memiliki pendapatan tahunan yang jumlahnya lebih dari 20 ribu dinar (1 dinar = 4,25 gram emas). Artinya, 85 ribu gram emas per tahun. Jika diuangkan (dengan asumsi 1 gram emas seharga Rp 767 ratus ribu), gajinya mencapai Rp 65.195 Miliar. 

Seorang residen yang berjaga di rumah sakit dua hari dua malam dalam seminggu memperoleh sekitar 300 dirham per bulan (1 dinar = 2,975 gram perak), ini setara dengan Rp 7.587.250 (dengan asumsi 1 gram perak seharga Rp8.5 ribu).

 MasyaAllah, sungguh kisah peradaban yang agung. Hanya dengan pengaturan islamlah tenaga medis tak akan bernasib tragis. Proteksi kesehatan dan kesejahteraan akan diterima manis. Wallahu a’lam bishshawab.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X