Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.619 views

Toleransi Dalam Islam bukan Sekadar Ilusi

Oleh: Intan Alawiyah

Setelah publik diramaikan dengan hasil survei Badan Intelijen Negara (BIN) yang mengatakan bahwa terdapat 41 masjid di Jakarta yang terpapar radikalisme, kembali publik diramaikan dengan hasil riset yang dilakukan oleh Setara Institute yang mengelompokkan kota-kota toleran dan intoleran. Dari survei yang dilakukannya, dinyatakan bahwa dari 94 kota yang dinilai Setara Institute, DKI Jakarta berada di urutan 92, di atas Tanjung Balai dan Banda Aceh.  

Urutan sepuluh kota dengan predikat toleransi terendah adalah Tanjung Balai dengan skor 2,81;  Banda Aceh 2,83; Jakarta 2,88; Cilegon 3,42; Padang 3,45; Depok 3,49; Bogor 3,53; Makassar 3,63; Medan 3,71; dan Sabang 3,75. (CNNIndonesia.com)

Ketua Setara Institute Hendardi mengatakan, kajian tersebut bertujuan agar dapat memicu kota-kota di Tanah Air untuk turut menjunjung tinggi praktek toleransi di wilayahnya.

Sesungguhnya, toleransi bukanlah hal yang baru di dalam Islam. Jauh sebelum wacana ini dihembuskan, Islam adalah agama pertama yang menerapkan sikap toleransi ini.

Islam agama yang mengajarkan toleransi

Sebelum ajaran Islam hadir di muka bumi dengan dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, bangsa Arab hidup dalam berbagai pertikaian, permusuhan, dan berbagai keterpurukan moral yang menjangkiti masyarakatnya. Mereka saling berselisih satu dengan yang lainnya, saling mengkotak-kotakkan suku, ras, dan warna kulit masing-masing. Sehingga banyak sekali permusuhan yang merebak di antara mereka.

Allah mengutus Nabi Muhammad SAW. sebagai seorang Rasul dan membawa ajaran Islam  dengan seperangkat aturan yang datang dari-Nya. Sejak itulah tatanan kehidupan bangsa Arab yang saling bertikai dan tidak saling menghargai satu sama lain pun sirna. Kedamaian dan kerukunan menyelimuti bangsa Arab, baik Muslim maupun non muslim.

Islam mengajarkan untuk tidak membedakan kasta atau etnis. Tidak pernah ada warga kelas dua, dan tidak pernah ada sentimen mayoritas terhadap kaum minoritas. Alhasil kaum non muslim yang hidup di Negara Islam dan tunduk patuh pada kekuasaan Islam dalam batas-batas tertentu mendapatkan perlakuan yang sama sebagaimana yang dirasakan kaum Muslim.  Harta dan jiwa mereka dilindungi. Hal tersebut dilakukan semata-mata karena kaum Muslimin menjalankan syariat Islam.

Rasulullah SAW. pernah bersabda, "Barangsiapa membunuh seorang mu'ahid (orang non muslim yang mendapatkan jaminan keamanan) tanpa alasan yang haq, maka ia tak akan mencium wangi surga, bahkan dari jarak empat puluh tahun perjalanan sekalipun." (HR. Ahmad)

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Imam Qarafi, "Kaum Muslim memiliki tanggung jawab terhadap ahlu dzimmah untuk menyantuni, memenuhi kebutuhan kaum miskin mereka, memberi makan mereka dengan baik, bahkan memaafkan kesalahan mereka dalam kehidupan bertetangga. Sekalipun kaum muslim memang memiliki posisi yang lebih tinggi dari orang-orang non muslim. Umat Islam juga harus memberikan masukan-masukan pada mereka berkenaan dengan masalah yang mereka hadapi dan melindungi mereka dari siapapun yang bermaksud menyakiti mereka, mencuri harta mereka, atau merampas hak-hak mereka."

Beginilah indahnya toleransi yang diciptakan dalam Negara Islam ketika hukum Islam diterapkan. Pemerintah Islam memperlakukan semua rakyat dengan adil baik muslim maupun non muslim, baik rakyat jelata maupun pejabat negara. Meskipun umat Islam memimpin baik dari segi kekuasaan dan juga jumlahnya, tidak ada kezaliman yang menindas kaum minoritas di dalam negara Islam.

Keindahan toleransi yang diterapkan dalam negara Islam, diutarakan oleh TW. Arnold dalam bukunya "The preaching of Islam."

"Sekalipun orang Yunani lebih banyak dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi Khilafah yang ada di bagian Eropa, toleransi keagamaan diberikan kepada mereka, dan perlindungan jiwa dan harta yang mereka dapatkan membuat mereka mengakui kepemimpinan Sultan atas seluruh kaum Kristen."

Arnold pun mengatakan, "Perlakuan pada warga kristen oleh pemerintahan ottoman selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani, telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa. Kaum Kalvins Hungaria dan Transilvania, serta negara Unitaris (kesatuan) yang kemudian menggantikan kedua negara tersebut juga lebih suka tunduk pada pemerintahan Turki daripada berada di bawah pemerintahan Hapsburg yang fanatik. Kaum protestan Silesia pun sangat menghormati pemerintah Turki, dan bersedia membayar kemerdekaan mereka dengan tunduk pada hukum Islam. Kaum Cossack yang merupakan penganut kepercayaan kuno dan selalu ditindas oleh Gereja Rusia, menghirup suasana toleransi dengan kaum kristen di bawah pemerintahan sultan."

Begitulah kepuasan yang dirasakan rakyat non muslim atas kepemimpinan umat Islam yang menerapkan hukum-hukum Islam.  Walau mereka tidak menganut agama Islam, namun keadilan, kesejahteraan dan keharmonisan dapat mereka rasakan.

Meski toleransi sangat diperintahkan di dalam Islam, tidak serta merta umat Islam diperbolehkan bertoleransi dalam hal-hal yang menembus batas syariah. Toleransi dalam Islam hanya dibolehkan dalam kehidupan yang menyangkut masalah-masalah sosial. Tidak dibenarkan di dalam Islam untuk bertoleransi dalam hal yang menyangkut akidah dan syariah. Sebab, dua hal ini tidak bisa ditolerir dan tidak boleh diubah hanya karena mengikuti perkembangan zaman.  

Sehingga jika ada umat Islam yang berpegang teguh pada ajaran agamanya dengan tidak mengucapkan selamat pada hari-hari besar umat non muslim, tidak ingin dipimpin oleh orang non muslim, dan ingin menerapkan syariat Islam, bukan berarti mereka intoleran. Sebab, sikap demikian adalah hal yang wajar dilakukan umat Islam dalam menjalankan seluruh perintah Rabb-Nya. Jadi, tidak dibenarkan jika ada pihak-pihak yang mengatakan umat Islam sebagai intoleran hanya dikarenakan mereka memegang teguh prinsip agamanya.

Sebagaimana yang pernah dialami di zaman Rasulullah dan para khalifah sesudahnya. Sebagaimana toleransi seperti yang telah  dicontohkan Rasulullah saat empat pemuka kafir Quraisy yakni Al-Walid bin Mughirah, Al-Ash bin Wail, Al-Aswad ibnul Muthalib, dan Umayyah bin Khalaf datang menemui Rasulullah seraya berkata, "Wahai Muhammad, bagaimana kalau kami beribadah kepada Tuhanmu dan kalian (Muslim) juga beribadah kepada Tuhan kami, kita bertoleransi dalam segala permasalahan agama kita. Apabila ada sebagian dari ajaran agamamu yang lebih baik (menurut kami) dari tuntunan agama kami, kami akan amalkan hal itu. Sebaliknya, jika ada dari ajaran kami yang lebih baik dari tuntunan agamamu, engkau juga harus mengamalkannya." (Tafsir Al-Qurtubi/14:425)

Sebagai jawaban dari perkataan mereka, kemudian Allah menurunkan surat Al-Kafirun ayat 1-6 yang menegaskan bahwa tidak ada toleransi dalam hal yang menyangkut akidah.

Allah SWT berfirman:

"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

(TQS. Al-Kafirun: 6)

Sikap toleransi pun dijelaskan oleh Allah dalam Alqur'an surat Al-Mumtahanah ayat 8-9,

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang yang zalim." (TQS. Al-Mumtahanah: 8-9)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Allah tidak melarang kalian berbuat baik kepada non muslim yang tidak memerangi kalian seperti berbuat baik kepada wanita dan orang yang lemah di antara mereka. Hendaklah kalian berbuat baik dan adil karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat adil." (Tafsir Alqur'anul 'Azhim, surat ke 7 ayat 247)

Inilah toleransi yang  diajarkan di dalam Islam. Allah  telah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bertoleransi pada orang-orang di luar Islam. Namun demikian, sikap toleransi tidak boleh dipraktikkan dalam hal yang menyangkut akidah.

Dengan pemaparan di atas, terbukti bahwa umat Islam adalah umat yang sangat menjunjung tinggi sikap toleransi. Penerapan hukum-hukum Islam dalam Daulah Islam di tengah-tengah masyarakat. tidak terbukti bahwa umat Islam adalah umat yang intoleran. Malah sebaliknya, kepemimpinan yang berlandaskan aturan-aturan Islam akan mewujudkan kehidupan antar umat beragama yang harmonis penuh dengan toleransi. Wallahu'alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X