Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
18.574 views

Korupsi Jadi Ritual Bangsa, Berapa Harga Percaya?

Oleh: Fathiya Putih Khaira

(Siswi SMA Durrotul Ummah Tangerang)

 

‘Ich bin nicht verärgert, dass Sie mich angelogen haben, ich bin verärgert, dass ich Ihnen von nun an nicht mehr glauben kann.’ - Friedrich Nietzsche

Ini adalah salah satu kalimat yang dilontarkan oleh seorang penyair sekaligus filsuf dari Jerman di tahun 1844-1900 M. Makna kalimat ini sangat relevan dengan realita, mengena ke dada, dan seharusnya jadi instropeksi bagi manusia. Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, seperti inilah bunyinya, ‘Saya tidak sedih kalau Anda telah membohongi saya, tapi saya justru sedih karena sejak saat itu saya tidak bisa percaya lagi kepada Anda.’

Ini benar dan tak ada yang meragukan, atau bahkan kita sendiri sudah pernah menjadi pelakonnya. Kepercayaan kita sirna dan harapan pupus, ketergantungan pun putus di tengah arena balapan. Semua pekerjaan terhambat, rintangan tinggi menggunung, dan berujung kita yang bingung. Inilah puncaknya, akhirnya banyak manusia tak lagi mau percaya antar sesama manusia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), percaya bermakna yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dan sebagainya). Inilah definisi percaya yang sebenarnya. Jadi masihkah mahluk ini bersarang dalam dada?

Untuk menjawab pertanyaan ini, majalah kusam nan berdebu harus kita buka dulu, koran pekanan yang dilempar ke halaman rumah harus kita teliti terlebih dahulu, dan elektronik serba kotak berlayar cerah harus kita ubah chanelnya terlebih dahulu. Mari tengok realita, baca berita.

Dikutip dari Kompas.com, terdapat 10 orang terdakwa korupsi dari hari Kamis (21/10/2021) 15:59 WIB sampai Jum’at (22/10/2021) 09:38 WIB. 10 orang tersebut adalah Kepala Dindagkop Blora, 4 orang Kader Golkar, 3 orang dari perum Perindo, dan 2 orang dari kasus di RSUP Sitanala. Belum sehari, bahkan belum genap 24 jam, sudah 10 kasus mewarnai media. Sedangkan untuk grafik korupsi pertahunnya yang seharusnya melandai, malah terus meranjak naik. Dikutip dari lokadata, nominal indeks presepsi korupsi tahun 2004 hanya menyentuh bilangan 20. Namun 5 tahun kemudian, angka berubah menjadi 40 yang berarti naik seratus persen.

Umumnya, kasus korupsi terkait keuangan negara/perekonomian negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, atau korupsi terkait gratifikasi. Inilah aspek korupsi yang tersorot oleh kamera. Belum lagi korupsi yang tersembunyi, penggelapan dana sesama sekutu, mengurangkan pencatatan pemasukan secara diam-diam, sengaja menyecer koin 500 dalam kresek hitam, dan lain sebagainya. Ini barulah korupsi yang mengatasnamakan uang. Namun jika kita telaah lebih mendalam lagi, korupsi memiliki makna umum sebagai suatu tindakan untuk memperkaya diri sendiri atau mengutamakan kepentingan pribadi.

Memperkaya diri bukan hanya dengan uang, namun juga dengan nilai agar banjir pujian, punya waktu luang yang banyak, mengcopy-paste karya, menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, memberikan nilai secara subjektif kepada siswa bergelar ‘sultan’, bolos sekolah untuk nongkrong bersama kawan, penyogokan kepada polisi agar tak dihadapkan pada hakim di pengadilan, dan masih banyak hal lain yang terlihat sepele namun sebanarnya itulah bibit-bibit raksasa korupsi di negeri ini. Hal-hal tadi sering kita jumpai dan kita merasa bahwa itu adalah hal biasa. Sudah biasa, bahkan menjadi ritual baru bagi bangsa.

Akhirnya, tak ada lagi teman yang percaya akan waktu janjian yang telah ditentukan, karena ia pikir pasti akan ngaret alias terlambat. Jarang guru yang percaya akan karya yang katanya hasil keringat muridnya, karena guru biasa menerima hasil plagiat internet. Orang tak lagi percaya bahwa nilai tinggi bukti keenceran otak dan ketekunan murid, sebab sogokan sudah menjadi makanan sehari-hari. Semua tak lagi percaya, tak ada yang diharapkan, tak ada yang diyakini.

Inilah hasil korupsi negeri kita, meruntuhkan kepercayaan membangun pondasi bertingkat bagi kedustaan. Korupsi menghasilkan kecewa yang terus berkesinambungan. Menganggap semua adalah munafik dan hanya memercayai diri sendiri dalam bersosialisasi. Menyalahkan segala keputusan, mengungkit kesalahan, menimbulkan keraguan hinga berakhir kerusuhan. Lempar batu sembunyi tangan, berbuat sesuatu lalu berlagak angkat tangan. Inilah korupsi, buah bangsa yang memusnahkan percaya. Jadi, berapa sisa harga percaya? (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: alinea.id

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X