Rabu, 5 Jumadil Awwal 1446 H / 31 Juli 2013 14:02 wib
17.636 views
Jangankan Minta Maaf, Akui Densus 88 Salah Tangkap saja Polri Ogah
JAKARTA (voa-islam.com) - Densus 88 melakukan penggerebekan terhadap 4 orang di sebuah warung kopi di Jalan Pahlawan, Kota Tulungagung, Jawa Timur. Dua orang bernama Dayat dan Rizal meninggal dunia, sementar Mugi Hartanto dan Sapari ditangkap.
Belakangan dua orang yang ditangkap Densus 88, yakni Sapari dan Mugi Hartanto diketahui tak terlibat kasus terorisme, ia hanya bekerja sebagai aparat desa biasa dan guru. Bahkan keduanya aktif sebagai pengurus Muhammadiyah. Akhirnya Densus 88 membebaskan keduanya pada Ahad malam (28/7/2013).
Meski demikian, Polri yang sebelumnya menyatakan Sapari dan Mugi adalah DPO teroris tak juga mengklarifikasi dan memulihkan nama baiknya.
Bahkan, jangankan memulihkan nama baik keduanya atau meminta maaf, Polri justru keukeuh menyangkal telah melakukan salah tangkap.
"Teman-teman sudah melaksanakan tugas tentunya melalui mekanisme. Jadi kalau Densus salah tangkap maka kemungkinan sangat kecil, karena peralatan yang dimiliki sangat canggih," ujar Kabag Penerangan Umum Div Humas Mabes Polri, Kombes Agus Rianto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jaksel, seperti dikutip detik.com, Selasa (30/7/2013).
Polri berdalih sebelum Densus menangkap mereka, petugas telah melakukan investigasi secara mendalam.
"Dari sejak ditangkap sampai terlibat satu jaringan, kita lihat keterkaitannya, karena kita tidak bisa menghukum seseorang kalau bukti tersangka cukup kuat," sambungnya.
Untuk diketahui, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie bahwa empat orang yang disergap Densus 88 Polri di Tulungagung, Jawa Timur adalah DPO kasus CIMB Niaga Medan.
"Jadi keempat terduga teroris yang diamankan di Tulung Agung tersebut memang masuk ke dalam DPO Polri, karena terkait dengan aksi teror di Bali, Poso, Medan, dan Solo," kata Ronny di Mabes Polri, Jakarta, seperti dikutip liputan6, Selasa (23/7/2013).
Pernyataan Polri tersebut akhirnya terbukti salah lantaran kedua pria yang ditangkap hidup-hidup oleh Densus 88 itu ternyata pengurus Muhammadiyah dan tidak terlibat kasus terorisme. Menyikapi hal itu, ketua Presidium IPW, Neta S Pane pun mengecam aksi salah tangkap Densus 88 itu dan mendesak Polri meminta maaf. [Ahmed Widad/dbs]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!